Kenapa Kita Sering Merasa Lelah Setelah Tidur? Ini Penjelasan Ilmiahnya

garpuhnet.com, Sobat Garpuhnet, pernahkah Anda merasa justru lebih lelah dan tidak segar setelah bangun tidur, padahal durasi tidur sudah cukup? Jika iya, Anda tidak sendirian. Fenomena ini cukup umum terjadi dan ternyata ada penjelasan ilmiah di baliknya. Tidur seharusnya menjadi proses pemulihan energi, tapi mengapa justru membuat kita lelah? Mari kita kupas tuntas.

Kenapa Kita Sering Merasa Lelah Setelah Tidur? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kenapa Kita Sering Merasa Lelah Setelah Tidur?
lelah, images by pixabay.com

1. Kualitas Tidur yang Buruk (Sleep Inertia)

Durasi tidur yang panjang tidak menjamin kualitasnya. Kualitas tidur yang buruk, sering terbangun, atau terganggu oleh suara bising dapat mencegah kita memasuki tahap tidur terdalam (Deep Sleep dan REM), yaitu tahap di mana tubuh benar-benar melakukan perbaikan sel dan pemulihan energi. Bangun di tengah siklus tidur dalam akan menyebabkan sleep inertia, yaitu kondisi pusing dan lemas yang bisa berlangsung hingga 30 menit setelah bangun.

2. Gaya Hidup dan Kebiasaan Tidak Sehat

Konsumsi kafein (kopi, teh) di sore atau malam hari, makan terlalu dekat dengan waktu tidur, atau menggunakan gadget sebelum tidur dapat mengganggu ritme sirkadian alami tubuh. Cahaya biru dari layar gadget menekan produksi hormon melatonin yang sangat penting untuk mengatur siklus tidur.

3. Kondisi Medis Tertentu (Sleep Apnea dan Anemia)

Rasa lelah yang terus-menerus bisa jadi tanda kondisi medis. Sleep apnea adalah gangguan di mana pernapasan sering terhenti selama tidur, menyebabkan otak dan tubuh kekurangan oksigen dan membuat tidur tidak nyenyak. Selain itu, anemia (kekurangan sel darah merah) juga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, sehingga merasa lelah sepanjang waktu, termasuk setelah bangun tidur.

4. Faktor Psikologis: Stres dan Depresi

Kondisi mental sangat mempengaruhi kualitas tidur. Stres, cemas, dan depresi dapat membuat pikiran terus aktif bahkan selama tidur, menghalangi tahap tidur nyenyak. Bangun tidur pun terasa seperti belum istirahat sama sekali karena otak tidak pernah benar-benar "shut down".

Cerita Nyata: Pengalaman Andi, Seorang Content Creator

Andi (nama samaran) adalah seorang content creator yang sering bekerja hingga larut malam. Ia selalu tidur selama 8 jam, tetapi bangun dengan kepala pusing dan badan lesu. Setelah berkonsultasi, ia menyadari kebiasaannya menonton YouTube hingga tertidur adalah biang keladinya. Cahaya dan suara dari gadgetnya mengganggu siklus tidurnya. Andi kemudian menerapkan digital curfew satu jam sebelum tidur dan mengganti kebiasaan dengan membaca buku. Dalam dua minggu, kualitas tidurnya membaik signifikan dan ia pun bangun dengan perasaan segar.

Dengan memahami penyebabnya, Sobat Garpuhnet bisa mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas istirahat dan memastikan setiap bangun pagi adalah awal yang energik!